Menarik dan mengganti Obamacare, begitu janji Trump saat berkampanye dalam perebutan kursi presiden Amerika Serikat. Padahal mungkin salah satu sejarah yang akan dicatat oleh AS tentang Obama adalah keberhasilannya meloloskan Healthcare atau jaminan kesehatan menjadi UU di AS. Obama berhasil, minimal bertahan sehingga AS tidak mengalami krisis yang lebih jauh. Ekonomi tumbuh kembali dari keterpurukan. Hubungan dengan negara-negara dunia lebih membaik termasuk dengan negara-negara mayoritas Muslim.
Dan setelah 3 bulan menjabat, pria yang dicalonkan oleh Partai Republik itu menghadapi kenyataan pahit. American Health Care Act (AHCA) atau Trumpcare sebagai Rancangan Undang Undang (RUU) Kesehatan yang akan diajukan gagal, saat detik-detik terakhir Trump kembali dijegal. Ketua Kongres AS Paul Ryan tidak mau memaksakan alias membatalkan voting Trumpcare karena tidak yakin menang.
Sejak awal Trumpcare memang mendapat banyak penolakan. Herannya indikasi penolakan termasuk dari Partai Republik sebagai pendukung Trump. Karena itu meski mendominasi Kongres (MPR) yang terdiri dari House of Rep (DPR) dan Senat (DPD), suara mereka tidak bulat.
Ryan pun membatalkan agenda pemungutan suara yang tadinya dijadwalkan Jumat 24/3 waktu setempat. Padahal Partai Republik menguasai 237 dari 435 kursi di DPR dan 52 dari 100 kursi di Senat. Tanpa suara Partai Demokratpun kalau Partai Republik bulat mendukung maka Trumpcare mestinya bisa disahkan.
Sekitar 28 sampai 35 anggota Republik menentang rancangan usulan Trump yang bernama American Health Care Act (AHCA). Beberapa dari mereka menyatakan tidak puas karena RUU itu terlalu parah. Menurut badan anggaran Kongres, AHCA akan mengurangi defisit AS sampai 336 Milliar USD antara 2017 dan 2026. Namun jumlah warga AS tanpa asuransi kesehatan akan melambung menjadi 52 juta orang, naik hampir 100% dibanding saat Obamacare berlaku.
Jika masalah ini tidak diselesaikan dengan baik, hal ini alan berpotensi mempengaruhi lolosnya hal-hal lain dan bisa mengganggu jalannya pemerintahan AS ke depan. Misalkan soal Anggaran 2017 dan 2018.
Gagalnya Trumpcare menjadi pukulan keras kedua bagi Trump sejak masuk Gedung Putih. Trump sudah dua kali gagal. Pukuran keras pertama yang telak adalah soal Moeslim Ban yang dibekukan oleh Hakim Tinggi AS, hanya beberapa hari setelah diberlalukan. Gagalnya Trumpcare sebenarnya sudah terbaca berdasarkan polling terakhir yang dilakukan Quinnipiac University yang mensurvey 56% warga AS menolak. Hanya 17% yang setuju dengan AHCA.
Lantas apa efek kegagalan kedua Trump dari sisi ekonomi? Jelas ini bisa mempunyai dampak yang besar jika terus terjadi. Market akan kehilangan kepercayaan. Investor akan ragu akan pemerintahan Trump. Efeknya bisa menghambat kemajuan Ekonomi AS yang selama ini sudah cukup baik. (AP/AFP/CNN/BBC)