Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Gedung Putih dan Senat Partai Republik akhirnya sepakat menghindari ancaman jurang fiskal (Fiscal Cliff).
Sebelumnya, badan anggaran kongres Amerika Serikat telah memperingatkan bahwa dengan berakhirnya kebijakan Fiscal Cliff (jika secara penuh tanpa kesepakatan tertentu) akan mendorong AS kembali pada masa resesi, dimana jumlah pengangguran akan naik 9,1% dari sekarang yang saat ini mencapai 7,9%. Berakhirnya kebijakan Fiscall Cliff tanpa ada kesepatan tertentu berpotensi menyebabkan sedikitnya 600 miliar dollar AS (Rp 5.700 triliun) dana segar keluar dari ekonomi AS dan kemungkinan penurunan impor AS serta pelemahan ekonomi global. Apabila pemerintahan Barack Obama gagal mengatasi isu Fiscal Cliff, diperkirakan perekonomian AS akan terkontraksi sekitar 1 triliun dollar AS (Rp 9.500 triliun) sehingga langsung memicu resesi ekonomi dunia karena otomatis mengurangi impor AS dari seluruh dunia.
Kesepakatan Fiscal Cliff sementara yang diambil yakni kenaikan pajak bagi warga kaya di Amerika Serikat. “Sebagai gantinya, tunjangan pengangguran akan diperpanjang dan pemotongan belanja negara ditunda,” kata Wakil Presiden Joe Biden seperti dikutip dari BBC pada Selasa, 1 Januari 2013.
Presiden AS Barack Obama sebelum tercapainya kesepatan mengusulkan kesepatan baru yang berlaku permanen untuk menetapkan tarif pajak yang lebih tinggi pada warga berpendapatan tinggi, memperpanjang asuransi dan pajak kredit untuk perusahaan energi dan keluarga dengan anak-anak. Dalam Fiscal Cliff, Presiden Obama selalu menuntut pemangkasan pajak itu hanya untuk mereka yang berpendapatan hingga US$ 250.000 saja.
Namun, dalam pertemuan dengan Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell sejak kemarin Malam, diambil kesepakatan yang nantinya akan dikukuhkan dalam bentuk undang-undang setebal 157 halaman. Isinya adalah melanjutkan pemangkasan pajak Fiscal Cliff zaman Bush untuk rumah tangga yang berpenghasilan sampai dengan US$ 450.000. Tapi, mereka yang berpendapatan lebih dari itu harus membayar pajak dengan kenaikan 39,6%. Selain itu, asuransi untuk pengangguran akan dilanjutkan sampai tahun 2013.
Selain itu, disepakati juga penundaan pengeluaran pemangkasan anggaran selama dua bulan. Laporan itu menyatakan, hal ini untuk memberi waktu kepada Kongres dan Gedung Putih untuk membuka negosiasi agar menghasilkan kesepakatan yang lebih luas.
Fiscal Cliff adalah kebijakan pemerintah AS yang diberlakukan oleh presiden George Bush Jr pada tahun 2001. Terakhir, Obama menunda penerapan UU itu pada 17 Desember 2010 untuk masa dua tahun atau jatuh tempo akhir 2012. Kebijakan Fiscal Cliff bertujuan untuk mengurangi beban pembayaran pajak kepada rakyat. Kebijakan ini mirip dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dan berlaku untuk semua kelompok penghasilan baik yang kaya maupun yang miskin.
Dampak pencabutan Fiscal Cliff secara penuh tanpa ada negosiasi dapat menyebabkan AS mengalami kontraksi sekitar 1 triliun dollar AS. Jika ini terjadi, ekonomi global akan semakin tertekan. Padahal, perekonomian global sangat berharap pada stimulus AS yang selama ini berkontribusi sebesar 20 % pada pertumbuhan ekonomi dunia.
Lantas bagaimana dampak Fiscal Cliff bagi mata uang Euro atau Poundsterling? Fiscal Cliff sangat terkait dengan bursa saham US. Terus terang untuk jangka pendek saat ini agak membingungkan. USD akhir-akhir ini sering mempunyai dampak yang berubah-ubah terhadap pergerakan bursa Amerika Serikat. Dulu secara umum jika bursa naik maka USD akan bergerak searah. Kemudiaan semenjak krisis ekonomi terjadi, secara umum jika bursa naik maka USD melemah (anomali). Saat ini, jika bursa menguat, USD kadang melemah kadang menguat.
Demikian perkembangan terakhir mengenai Fiscal Cliff .