Bicara Analisa Teknikal dan Fundamental USD, seperti yang sudah diketahui pada Rabu-Kamis sampai beberapa saat sebelum pengumuman Non Farm Payroll (NFP), Unemployment Rate (UR) dan Average Hourly Earnings (AHE) pukul 19.30 WIB, USD dalam kondisi tertekan. Pelemahan USD terhadap beberapa major currencies disebabkan oleh beberapa hal seperti:
- Secara Analisa Teknikal pada time frame D1, indeks dolar (DXY) yang mengukur kekuatan Dolar AS terhadap mata uang-mata uang mayor, membentuk pola double top sehingga rawan terjadi koreksi.
- Sentimen efek cuitan Trump di akun twitter. “(Saya) baru saja berbicara dengan Presiden Xi Jinping. Diskusi tersebut berjalan dengan sangat bagus,” tulis Trump di hari Kamis (1 November). Trump juga menyiratkan bahwa pintu masih terbuka lebar bagi China dan Amerika Serikat untuk bernegosiasi agar Perang Dagang tidak berkelanjutan. Padahal sebelumnya, Trump berniat menambah tarif impor terhadap barang-barang yang berasal dari China pada bulan Desember mendatang.
- Indeks PMI Manufaktur ISM AS yang turun ke level 57.7 pada bulan Oktober 2018, dari sebelumnya di 59.8. Level ini jauh di bawah ekspektasi penurunan ke 59. Perlambatan aktivitas sektor manufaktur AS mengakibatkan indeks agak jatuh. Penyebab penurunan adalah dalam sektor pesanan baru, output produksi, ketenagakerjaan dan ketersediaan jumlah produk dan tekanan inflasi.
- Tercapainya kesepakatan tentatif antara Uni Eropa dan Inggris mengenai masa depan sektor jasa pasca Brexit. Akibatnya mata uang berisiko lebih tinggi cenderung terapresiasi. Sedangkan indeks dolar turun drastis dari 97.10 ke 96.38 sekitar satu jam setelah laporan tersebut dirilis
- Pernyataan Carney sebagai gubernur BoE yang menyiratkan bahwa apabila Brexit berhasil mencapai kesepakatan, maka suku bunga Inggris mungkin akan dinaikkan lagi.
Selanjutnya Dollar Index rebound setelah rilis 3 data ketenagakerjaan AS yang secara prinsip SEMUA menunjukan hasil baik sesuai ekspektasi. Untuk data NFP AS, ada kenaikan sebanyak 250 ribu yang lebih tinggi daripada ekspektasi di bulan Oktober (194 ribu). Untuk data Tingkat Pengangguran (UR) dan Upah Rata-Rata Harian (AHE), level untuk bulan Oktober 2018 ini sesuai dengan ekspektasi yaitu 3.7% dan 0.2%.
Efek dari rilis 3 data tersebut, Investing’s Fed Rate Monitor Tool kini mencatat bahwa probabilitas kenaikan suku bunga The Fed untuk keempat kalinya tahun ini pada 19 Desember mendatang mengalami kenaikan menjadi 73.6%.
Lantas bagaimana kira-kira prediksi indeks dolar 1-2 minggu ke depan?
Saat ini indeks dolar sekitar 96.24an. Secara analisa teknikal, jelas trend USD adalah bullish dan kemungkinan sangat besar masih berpotensi kembali menguat (rebound). Target kenaikan akan menguji kembali harga tertinggi bulan Agustus 2018 dan Oktober 2018 yang membentuk pola double top (96.84-97). Jika harga bergerak terus ke utara dan breakout high Agustus & Oktober 2018 tersebut, maka indeks USD berpotensi menguat sampai ke harga 98.40-98.80 dalam bulan November ini. Jika kenaikan tertahan sehingga membentuk pola triple top, maka indeks dolar berpotensi koreksi turun sampai ke support kuat sekitar area 95.30-95.40.
Penguatan dan pelemahan indeks dolar jelas sangat berkolerasi terbalik dengan gerakan EURUSD karena hampir 60% komponen indeks USD adalah Euro.
Selanjutnya rilis berita ekonomi 5-9 November 2018 yang diperkirakan akan menggerakan market dengan signifikan adalah sbb:
Ada 3 pengumuman tingkat suku bunga yakni: RBA (Australia) Selasa 6 Nov 10.30 WIB, RBNZ (New Zealand) Kamis 8 Nov 03.00 WIB dan The Fed (Amerika Serikat) Jumat 02.00 WIB. Semua diperkirakan tidak terjadi perubahan alias suku bunga tetap.
Secara analisa fundamental, trend indeks dolar sama seperti analisa teknikal yaitu BULLISH. Hal ini karena perkembangan dan kuatnya data-data ekonomi AS. Secara sederhana baiknya ekonomi AS bisa dilihat dari terus menurunnya tingkat pengangguran yang bahkan sudah di level 3.7%, dimana itu lebih rendah dari sebelum krisis ekonomi 2008. Demikian juga telah terjadi kenaikan suku bunga dimulai dari 2016, 3x di 2017, 3x di 2018 dan kemungkinan besar menjadi 4x di Desember mendatang. The Fed juga telah merencanakan akan terjadi lagi 3x kenaikan suku bunga di 2019 dan 1x di 2020.
Menguatnya indeks dolar tidak otomatis membuat emas atau Gold melemah. Kondisi pasar saham global yang masih bergejolak dan pasang surut negosiasi perdagangan AS-China, menyokong daya tarik logam mulia sebagai safe haven. Sebagian investor juga bisa membeli emas untuk difungsikan sebagai hedging dari kemungkinan menangnya Partai Demokrat dalam pemilu parlemen AS (kongres) pada Selasa 6 November. Hal ini menjadi tantangan bagi Partai Republik jika ingin mempertahankan Trump di kursi presiden.
Kesimpulan:
Dengan kombinasi Analisa Teknikal dan Fundamental serta rilis berita ekonomi 5-9 November 2018 di atas, selama tidak ada data dan pernyataan yang bersifat ekstrim, maka kemungkinan indeks dolar masih akan menguat. Menguatnya USD tentu berpotensi akan membuat semua/sebagian major currencies lain melemah.
Untuk mengikuti coaching & LIVE #TradingTenangSenang Forex Gold dapat melihat jadwal di flyer berikut atau di jadwal training.
Semoga berguna, demikian Analisa Teknikal dan Fundamental USD 5-9 November 2018.